Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur, PT Nusantara Infrastructure Tbk Perkuat Portofolio Perusahaan

Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Dukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur, PT Nusantara Infrastructure Tbk Perkuat Portofolio Perusahaan

26 April 2019
Author: Administrator

Jakarta, 26 April 2019 – PT Nusantara Infrastructure Tbk (kode saham META), Perusahaan infrastruktur swasta berhasil memperkuat portofolio bisnis di berbagai sektor bisnisnya. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan di Hotel Ritz Carlton Jakarta, pada 26 April 2019, Perusahaan menunjukan kinerja dan performanya selama tahun 2018 dengan mencatatkan pendapatan dan penjualan sebesar Rp782 miliar, total aset sebesar Rp4,3 triliun dan EBITDA senilai Rp334 miliar. Di tahun 2018, Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan pada laba tahun berjalan konsolidasian menjadi Rp217,09 miliar dari Rp93,12 miliar di tahun sebelumnya. Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada Perusahaan meningkat sebesar 364,21% dari Rp39 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 180 miliar.
 
Ramdani Basri, Direktur Utama Perusahaan mengatakan, “Di tengah berbagai tantangan usaha yang muncul, Perusahaan berhasil mencatatkan pencapaian yang membanggakan selama tahun 2018 di berbagai sektor usahanya. Pencapaian ini ditopang oleh penerapan berbagai langkah strategis di bidang operasional dan keuangan yang menjadi kunci utama untuk mencapai perkembangan usaha yang berkelanjutan”.
 
Ramdani menambahkan, dari jumlah keseluruhan pendapatan Perusahaan di tahun 2018, sektor tol masih memberikan kontribusi terbesarnya dengan persentase 64,61%, sementara sektor telekomunikasi sebelum dilakukannya divestasi menyumbang pendapatan sebesar 17,18%. Sektor air memberikan kontribusi sebesar 11,12% dan sektor energi menyumbang 7,08%. Pencapaian ini menunjukkan kompetensi Perusahaan yang siap mendukung Pemerintah dalam percepatan pembangunan nasional dengan menyusun perencanaan dan  menerapkan strategi yang tepat.
 
Adapun agenda dalam RUPST ini yakni, untuk mendapatkan persetujuan laporan tahunan perseroan termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan dan laporan pelaksanaan tugas pengawasan dewan komisaris untuk tahun buku 2018; persetujuan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018; penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019; Penetapan tugas dan wewenang serta gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan, dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun 2019; dan Laporan pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum II Tahun 2018.
 
Inovasi Bisnis
 
Seluruh sektor usaha yang masing-masing dijalankan oleh entitas anak Perusahaan menunjukkan kinerja yang baik sepanjang tahun 2018. Di sektor jalan tol, Perusahaan melalui entitas anak Margautama Nusantara (MUN) meningkatkan kepemilikan saham di PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) sebesar 10%. Dengan akuisisi lanjutan tersebut, jumlah kepemilikan saham MUN di JLB menjadi 35%. Selain itu, proses konstruksi Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar sepanjang 4,3 km juga masih berlanjut dan menjadi fokus Perusahaan dengan target beroperasi di tahun 2020. Perusahaan juga telah mengusulkan pembangunan jalan tol prakarsa ruas Cikunir-Ulujami sepanjang 28,86 km yang akan masuk dalam jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III yang telah mendapat persetujuan pelaksaan studi kelayakan (Feasibility Study) sejak Desember 2018.
 
Disektor energi, fokus usaha Perusahaan di tahun 2018 mengalami perkembangan signifikan. Perusahaan telah melebarkan jangkauannya melalui akuisisi 80% saham PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL) yang merupakan perusahaan Independent Power Producer (IPP) pertama di Kalimantan Barat. RPSL merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLTBm) di Siantan, di  Mempawah, Kalimantan Barat dengan kapasitas 15 MW. Sementara itu, entitas anak Inpola Meka Energi (IME) terus melanjutkan konstruksi PLTA Lau Gunung dengan pencapaian progres sebesar 31,90% pada akhir Desember 2018.
 
Sektor penyediaan air bersih juga mengalami pertumbuhan, baik dalam konteks kapasitas maupun harga jual. PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TKCM) berhasil mencapai kapasitas produksi 1.575 liter per detik dengan harga jual Rp1.836 per meter kubik. Sementara PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) juga membukukan penjualan yang impresif, dengan tingkat penjualan sebesar 185 liter per detik.
 
Perusahaan telah melakukan divestasi terhadap unit usaha sektor menara telekomunikasi, yaitu PT Komet Infra Nusantara (KIN) pada 30 Mei 2018. Pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut adalah tersedianya kesempatan investasi yang lebih baik karena periode kontrak atau konsesi menara telekomunikasi yang cendrung lebih singkat dibandingkan konsesi sektor usaha lainnya. Kondisi persaingan pasar perusahaan telekomunikasi dan menara telekomunikasi juga dianggap lebih ketat jika dibandingkan dengan sektor usaha lain.
 
Di samping itu, divestasi KIN juga sejalan dengan upaya Perusahaan untuk lebih fokus pada keempat sektor usaha lainnya. Nilai divestasi tercatat sejumlah Rp1.044 miliar dengan valuasi 12,2 kali lipat EV/EBITDA. Tingginya nilai divestasi dan rasio valuasi tersebut secara langsung membuat posisi keuangan Perusahaan menjadi lebih baik, dengan rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap ekuitas menurun menjadi 0,29 kali dan 0,45 kali dari 0,35 kali dan 0,73 kali di tahun sebelumnya.
 
Perusahaan juga telat menerapkan fungsi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) pada tingkat entitas induk yang menaungi dan mengelola seluruh aktivitas K3L di setiap unit bisnis entitas anak serta proyeknya. Masing-masing unit bisnis memiliki Komite K3L yang melapor kepada Departemen K3L Perusahaan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh proyek dalam portofolionya, baik yang sudah beroperasi, sedang dalam proses konstruksi, atau masih direncanakan, patuh kepada praktik dan panduan K3L terbaik. Hal ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan dengan standar K3L yang diterapkan oleh Grup Bank Dunia, IFC, Pemerintah Indonesia dan praktik-praktik terbaik yang diakui secara internasional.
 
Ke depannya Perusahaan akan terus melihat berbagai peluang dan kesempatan pengembangan usaha, misalnya melalui merger dan akuisisi yang akan terus dikaji dan ditelusuri profitabilitas dan prospeknya untuk menunjang pertumbuhan Perusahaan di tahun-tahun mendatang. Sekaligus, untuk mendukung pembangunan infrastruktur nasional, terutama dalam pengembangan konektivitas di smart city.