Bisnis Perusahaan Terus Tumbuh Konsisten, Laba Bersih Kuartal I-2014 Nusantara Infrastructure Melonjak 296,8%

Bisnis Perusahaan Terus Tumbuh Konsisten, Laba Bersih Kuartal I-2014 Nusantara Infrastructure Melonjak 296,8%

07 Mei 2014
Penulis: Administrator

Jakarta, 7 Mei 2014 – PT Nusantara Infrastructure Tbk, entitas investor dan operator infrastruktur swasta terdepan di Indonesia, memperlihatkan performa yang gemilang. Pada periode kuartal I 2014 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 27,1 Miliar. Angka tersebut meningkat 296,8% dibandingkan periode sama tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 6,83 Miliar.

Pendapatan dan Penjualan Perseroan juga meningkat signifikan hingga 52%. Di tiga bulan pertama 2014, pendapatan mencapai Rp 104 Miliar. Sementara pada periode yang sama tahun 2013, pendapatan sebesar Rp 68,78 Miliar.

Direktur Nusantara Infrastructure Danni Hasan menjelaskan, kenaikan pendapatan, penjualan dan laba bersih perusahaan didorong oleh bisnis perusahaan yang terus tumbuh secara konsisten khususnya di sektor pengelolaan jalan tol, tim yang solid, dan kontribusi anak-anak usaha. Kenaikan tarif tol turut berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dan penjualan perusahaan, ditambah mulai masuknya pendapatan dari penjualan air bersih pada anak usaha perseroan. Hal ini sejalan dengan langkah perusahaan dan anak-anak usaha yang terus berkomitmen dan konsisten dalam meningkatkan dan mengembangkan bisnis sejalan dengan visi misi perusahaan agar memberikan benefit optimal bagi pemegang saham, investor, dan seluruh pemangku kepentingan.

Perusahaan merasakan dampak positif setelah di tahun 2013 melakukan restrukturisasi anak usaha, yakni PT Margautama Nusantara (MUN). Anak usaha yang bergerak sebagai operator jalan tol ini menggandeng perusahaan investasi global Capital Advisors Partners Asia Pte Ltd (Cap Asia), perusahaan private equity fund management yang mengkhususkan diri dalam investasi infrastruktur di Asia Tenggara. Kerjasama dengan Cap Asia ini melalui peningkatan 20% modal (enlarged capital) yang diabsord oleh Robust Success Sdn Bhd, divestasi saham MUN sebesar 5%. Selain mendukung PT Margautama Nusantara mewujudkan komitmennya di bidang infrastruktur, kerjasama ini sekaligus menjadi bukti bahwa investor global telah percaya kepada perusahaan lokal.

Saat ini MUN mengelola empat ruas jalan tol, yakni adalah ruas tol Bintaro Serpong Damai (BSD) Jakarta, ruas tol Bosowa Marga Nusantara (BMN) Makassar, ruas Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) Makassar dan ruas tol Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) Jakarta.
 
“Pencapaian pendapatan yang tinggi ini merupakan awal yang sangat baik dan positif bagi perusahaan di tahun yang cukup dinamis ini. Kami optimis kinerja yang tumbuh secara konsisten ini akan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan memberikan keuntungan maksimal bagi investor, shareholders, dan seluruh stakeholders," kata Danni, di Jakarta, Rabu (7/5).

Selain dari sektor tol, kinerja positif META selama kuartal I 2014 bertumpu pada pilar bisnis utama lainnya, yaitu sektor pelabuhan, sektor energi terbarukan dan sektor pengelolaan air bersih. Untuk memperkuat bisnis perusahaan, di kuartal I tahun ini, perusahaan memasuki sektor pengelolaan menara telekomunikasi dengan mengakuisisi saham mayoritas PT Tara Cell Intrabuana melalui anak usaha PT Telekom Infranusantara yang menggandeng Providence Equity yang memfokuskan di bidang Telco;
Aksi korporasi positif tersebut menambah aset perusahaan yang pada kuartal I 2014 tercatat menjadi Rp 3,3 Triliun, dari sebelumnya Rp 2,57 triliun di akhir 2013. PT Tara Cell Intrabuana adalah perusahaan menara telekomunikasi independen Indonesia yang memiliki dan mengoperasikan menara serta fasilitas pendukung lainnya di Sumatera, Jawa dan Pulau Batam.

Saat ini perusahaan melayani lebih dari 88 juta pelanggan, 500.000 rumah tangga, 170 pabrik dan 210 kapal dalam bisnis jalan tol, air, pelabuhan dan energi.

General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure Deden Rochmawaty menjelaskan, dalam mengembangkan infrastruktur di tanah air, perusahaan terbuka untuk menjalin aliansi dengan partner-partner lokal dan multinasional. Kerjasama yang telah dijalankan dengan CapAsia dan Providence Equity, lanjut Deden, tentunya akan memberi peluang lebih besar kepada Nusantara Infrastructure untuk masuk ke berbagai proyek infrastruktur di Indonesia yang dinilai potensial.

“Kami bersyukur bahwa investor global dan multinasional memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan. Selain membuktikan bahwa Good Corporate Governance perusahaan berjalan baik, hal ini juga menunjukkan bisnis infrastruktur memiliki prospek yang sangat bagus kedepan,” jelas Deden.
 
Konsistensi Kinerja Nusantara Infrastructure
Performa di kuartal I-2014 melanjutkan kesuksesan PT Nusantara Infrastructure Tbk yang terus menunjukkan kinerja meyakinkan dengan pertumbuhan yang positif dalam tiga tahun terakhir. Raihan pendapatan selama tiga tahun terakhir tumbuh 126,98%, dari Rp 187,618 Miliar di tahun 2010 menjadi Rp 425,861 Miliar di tahun 2013. (Lihat tabel di bawah).
 
Pada akhir November 2013 lalu, emiten dengan kode META ini masuk dalam Morgan Stanley Composite International (MSCI) Index untuk kategori Small Cap. MSCI Small Cap Indices ini merupakan kumpulan saham dari berbagai negara dengan jumlah saham yang diperdagangkan (free float) minimal 14%.
Selain itu, sesuai dengan pengumuman 00681 /BEI.PSH /11 – 2013, per awal Desember 2013 ini, saham META masuk dalam list Efek yg dapat ditransaksikan dan dijaminkan dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling. Perseroan bersama dengan perusahaan besar lainnya berhasil masuk kedalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan indeks SMinfra18. Saham META juga mendapat pengakuan yang membanggakan dengan memasuki daftar indeks KOMPAS 100, untuk periode Februari – Juli 2014.

Tabel Kinerja Keuangan PT Nusantara Infrastructure Tbk Periode 2010-2013
Dalam Rp Juta
Keterangan 2010 2011 2012 2013
Total Aset 1.909,03 1.832,15 2.019,52 2.579,58
Laba Bersih (37.748) (27.865) 48.163 80.654
Pendapatan 187.618 232.000 270.397 425.861
EBITDA 128.796 147.382 171.373 193.078
Sumber: Annual Report 2013