PROYEK JALAN TOL LAYANG A.P. PETTARANI PEROLEH KREDIT SINDIKASI RP1,54 TRILIUN

09 August 2018
Author: Administrator
Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dilakukan oleh Anwar Toha, Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) bersama Susiana Santoso Executive Vice President Group Corporate Finance BCA, Yayi Mustika Pudyanti Vice President Group Corporate Banking BCA dan Andi Muhammad Rahmat, Direktur Utama Bank Sulselbar di Four Points Hotel, Makassar.
Kredit sindikasi tersebut terdiri atas pembiayaan konvensional yang diberikan oleh BCA dan Bank Sulselbar. Dari total plafon sebesar Rp1,54 Triliun, BCA menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp1,31 Triliun dan Bank Sulselbar sebesar Rp230 Miliar. Dalam perjanjian kerjasama ini, BCA juga bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB), Agen Fasilitas, Agen Jaminan, dan Agen Penampungan. Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit sindikasi berjangka waktu selama 12 tahun.
Anwar Toha, Direktur Utama PT BMN mengatakan, “kami percaya bahwa kerjasama ini akan semakin memperkuat struktur pendanaan pembangunan Jalan Tol Layang A.P Pettarani, sebagai jalan tol layang pertama di Kota Makassar. Langkah ini juga sekaligus merupakan representasi dari komitmen kami, untuk turut serta dalam memberikan solusi mengurai kepadatan kendaraan di Kota Makassar, sekaligus menjadi bukti konkrit Perusahaan, dalam menerapkan skema pembiayaan Proyek Infrastruktur Non APBN atau Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah ( PINA )”.
Executive Vice President Group Corporate Finance BCA Susiana Santoso mengatakan, “kami melihat bahwa keberadaan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani nantinya dapat memberikan kontribusi besar terhadap mobilitas warga Makassar terutama pengguna jalan kawasan A.P. Pettarani. BCA berharap dengan adanya jalan tol layang pertama di Makassar ini dapat memberikan solusi dan pengendali kepadatan arus kendaran yang ada di Makassar. Tak hanya itu, kami juga berharap ke depan bahwa jalan tol layang ini dapat menjadi salah satu ikon baru kota Makassar,” ujar Susiana.
“Kami berharap langkah ini dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sekaligus turut mendukung akselerasi pembangunan infrastruktur yang digagas oleh Pemerintahan. Di sisi lain, per semester I-2018, tercatat BCA telah mengucurkan kredit infrastruktur sebesar Rp24,7 triliun yang mayoritas disalurkan ke sektor kelistrikan dan pembangunan jalan. Lebih lanjut, BCA akan terus mendukung berbagai proyek infrastruktur seiring dengan upaya pemerintah menyediakan jaringan konektivitas di seluruh wilayah di Tanah Air. BCA memproyeksikan penyaluran kredit infrastruktur ikut meningkat sebesar 31% di tahun 2018,” tambah Susiana.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Sulselbar, Andi Muhammad Rahmat menjelaskan, dengan ikut bergabung dalam sindikasi pembiayaan jalan tol layang tersebut, pihaknya bangga bisa memberi kontribusi untuk Sulsel. “Sebagai bank pembangunan daerah, kita berharap pembiayaan ini bisa terus menguatkan peran kita dalam pembangunan berbagai infrastruktur di Sulsel dan Sulbar,” terang Andi Muhammad Rahmat.
Bank Sulselbar memang selalu memberi perhatian besar terhadap berbagai proyek infrastruktur di daerah. Apalagi, sebelumnya, pembiayaan dengan skema sindikasi sudah dilakukan Bank Sulselbar di proyek-proyek lain. Di antaranya, pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dengan menggunakan pembiayaan syariah, serta Proyek Makassar New Port (MNP). “Bank Sulselbar akan terus mendukung upaya-upaya pemerintah, khususnya daerah dalam pembangunan infrastruktur, dan memberi dampak besar untuk pertumbuhan ekonomi,” terang dia.
Pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani telah dimulai sejak akhir April 2018. Hingga kini, progres pembangunan juga tengah memasuki tahap pengerjaan proyek seperti pembersihan area lokasi proyek; penebangan pohon di area tol dan sepanjang Jalan Pettarani; pengerjaan pelebaran jalan di area pintu keluar Tol BMN; pemasangan Median Concrete Barrier (MCB) yang dimulai di area Tol BMN;
pemasangan pagar proyek (area widening); pembangunan direksi Keet; pembongkaran dan pembersihan separator; pelaksanaan georadar dan berbagai pekerjaan yang bersifat teknis lainnya.
Seiring dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas yang berdampak kepada meningkatnya kemacetan jalan di Kota Makassar, pihak PT. Bosowa Marga Nusantara dan Pemerintah daerah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia. Pembangunan ini juga ditujukkan sebagai penambahan lingkup Jalan Tol Ujung Pandang Seksi I & II (PT BMN), yang menghubungkan Pelabuhan Soekarno – Hatta (Makassar) dan Bandara Sultan Hasanuddin dengan kawasan pusat bisnis & perkotaan yaitu daerah Boulevard Panakukkang hingga ke daerah Sultan Alaudin.
Jalan Tol Layang A.P. Pettarani (Seksi III) dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani memiliki nilai investasi lebih dari 2 (dua) triliun rupiah dengan masa kontruksi selama 22 bulan tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan Tol Pettarani dimulai dari akhir jalan tol seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukkang, Jl. Hertasning dan berakhir di Persimpangan Jl. Sultan Alauddin. Ruas Tol Pettarani berupa jalan tol elevated sepanjang 4,3 km yang merupakan jalan tol layang pertama di Kota Makassar. Dengan tergabungnya Tol Pettarani dengan Tol existing, maka seluruh ruas seksi I – III berubah menjadi sistem operasi terbuka. Jumlah lajur jalan adalah 2 x 2 dengan lebar 3,50 m dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.